Selasa, 15 Februari 2011

SETENGAH JAM LEBIH CEPAT

Rabu itu seperti hari-hari biasa. Aku berangkat dari kontrakan satu jam sebelum azan Zhuhur berkumandang. Perjalanan ngangkot yang rutin rute Pasar Jumat untuk transit ke Kopaja P20 jurusan Lebak Bulus-Pasar Senen.
Bagi yang sudah terbiasa dengan hiruk-pikuk lalu lintas Jakarta, rute itu adalah rute yang membosankan. Perjalanan pastinya akan terhambat dengan kemacetan.
Terbukti Penelitian menyatakan bahwa sepertiga hari dari masyarakat di Jakarta dihabiskan di jalan. Banyak karyawan yang sudah berangkat dari rumah pukul enam pagi dan kembali pukul delapan malam. Padahal jam kerja mereka mayoritas adalah eight to five.
Sesaat Kopaja itu berangkat. “Hhhh, penumpang masih belum banyak, pasti gak masuk tol.” hatiku berucap demikian. Jam siang memang biasanya P20 tidak langsung menuju tol di gerbang Ciputat 1, bisa saja masuk dari gerbang tol selanjutnya bahkan tidak masuk tol sekalipun.
Ternyata supir Kopaja itu langsung masuk tol dari gerbang tol Ciputat 1. Seolah mengerti dengan kebosananku setiap hari yang bersua dengan macet. Kopaja itu melaju dengan kecepatan tinggi di jalan tol, meliuk-liuk menyalip mobil bagai manuver F-16 di udara. Ini dia supir perhatian dengan penumpang yang ingin cepat sampai tujuan. Entah bagi penumpang lain yang mungkin menahan napas. Setelah keluar tol dan masuk jalan margasatwa, aku berharap bus ini nyelonong masuk ke jalur busway.
Ternyata benar. Biasanya supir berani mencuri jalur busway hingga Jati Padang atau Pejaten Village. Kali ini rombongan P20 kami terus memanfaatkan jalur Trans Jakarta sampai fly over jalan Tendean dekat Pasar Mampang. Sangat tidak biasa.
Terpaksa aku harus turun dari Kopaja itu tepat sebelum shelter busway Mampang Prapatan. Aku berprofesi sebagai reporter part time majalah Islam yang berkantor di seberang pasar mampang prapatan. Aku turun di jalur busway. Melirik kanan-kiri dan menyeberang. Hingga aku sampai di kantor dengan selamat, mengisi absensi dan berada di tengah rekan-rekan kerja.
Tak lebih dari setengah jam aku di sana, tiba-tiba salah seorang rekanku mengabarkan ada seorang anak yang tertabrak busway di jalur busway depan kantor. Berita itu juga aku terima setelah membuka detik.com sesaat kemudian.
Bagaikan saksi mata, rekanku bercerita bahwa TKP adalah sebelum shelter busway. Dalam hati aku bergumam, “itu berarti tempat aku tadi turun dari Kopaja.”
Jam pulang, aku kembali menunggu P20 di depan kantor. Tiba-tiba iringan jenazah anak yang tertabrak tadi lewat di jalur busway tepat dihadapanku. Dengan keranda berwarna hijau siap untuk dimakamkan.
Selama perjalanan pulang aku terus istighfar. Andai saja Malaikat-Mu tiba di tempat itu setengah jam lebih cepat, aku-lah yang terlebih dahulu dijemput kematian. (re)

Jumat, 07 Januari 2011

survei wisata

bagi kawan kawan yang ingin melihat hasil survei wisata di bandung, silahkan masuk ke photo di facebook abdul azis zulkarnaen.

Jumat, 19 November 2010

mau bergaya seperti artis korea??????
ayo gabung bersama ichirajollie (ichira ol shop)
kami menawarkan produk fashion impor dari korea dengan harga kemurahan.model kebagusan dan gaya kemewahan.
add di facebook yach...
makasih:)

Rabu, 14 April 2010

Apa pendapat teman-teman ?

Silahkan baca Republika tanggal 14 April 2010 halaman 20. Judul "Kebutuhan SDM Bank Syariah tak sekadar jumlah". atau klik disini
Silahkan baca statement Pak Riawan, apa pendapat teman-teman???